This is my official YouTube channel

Dapatkan informasi menarik terkait dengan dunia pendidikan terutama tentang dunia skripsi dan motivasi.

Selalu memberikan informasi yang bernilai positif

Kenali potensi yang ada pada dirimu dan teruslah mengembangkan diri hingga kau berada pada titik puncak.

Semoga hari anda selalu bahagia dan menyenangkan

Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan.

Hal yang besar tidak datang dari zona nyaman

Orang-orang sukses yang saya kenal adalah mereka yang lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.

Mimpi tidak berguna kecuali kamu mewujudkannya

Kesuksesan bukanlah sebuah kebetulan. Ia adalah kerja keras, ketekunan, belajar, berkorban, dan yang paling penting, mencintai apa yang kamu lakukan.

Tampilkan postingan dengan label Info Penting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info Penting. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 Desember 2022

Perbedaan Jurnal Internasional dan Jurnal Internasional Bereputasi

Membedakan Mana Jurnal Internasional dan Internasional Bereputasi


Perkembangan hasil penelitian yang kemudian dipublikasikan dalam sebuah jurnal tentunya bukan lagi hal yang asing bagi kalangan peneliti seperti dosen dan lainnya. Tuntunan dan kebijakan yang memberlakukan bagi setiap dosen untuk mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal internasional tentunya bukan sesuatu hal yang mudah. Apalagi di dunia luar masih banyak yang beredar jurnal-jurnal internasional yang termasuk jurnal internasional predator. Penting rasanya bagi dosen untuk mengetahui apa itu jurnal internasional dan jurnal internasional bereputasi. Mungkin masih banyak dosen di luar sana yang masih belum mengetahui jurnal internasional dan jurnal internasional bereputasi. Pada intinya baik jurnal internasional maupun jurnal internasional bereputasi sama-sama diterbitkan oleh penerbit yang kredibel seperti diterbitkan atau terindeks pada database scopus, sciencedirect atau web of science. Perbedaan yang paling mendasar tentunya nilai pada impact factor journal (IFJ) dan scimagjr. Lalu apa itu jurnal internasional dan jurnal internasional bereputasi? berikut ini penjelasannya.

Jurnal internasional merupakan jurnal dengan kriteria seperti:

  1. Artikel yang ditulis sesuai dengan kaidah keilmuan atau sesuai dengan etika penulisan ilmiah
  2. Mempunyai Nomor Seri Standar Internasional (ISSN)
  3. Dalam penulisannya menggunakan bahasa resmi PBB seperti bahasa Arab, Inggris, Prancis, Rusia, Spanyol dan China
  4. Semuanya diterbitkan secara online
  5. Dewan redaksinya jelas (editorial board) dengan pakar ilmu sesuai bidang jurnal yang berasal dari 4 negara dan 5 benua
  6. Proses penerbitannya memakan waktu berbulan-bulan dan biasanya diterbitkan dalam satu nomor terbitan dengan sekurang-kurangnya penulisnya berasal dari berbagai negara
  7. Memiliki nilai impac faktor jurnal (IFJ) <0,01 dan nilai scopus jurnalnya (SJR) <0,15
  8. Tidak berstatus canceled, atau masuk pada list jurnal predator
  9. Di indeks oleh pengindeks kredibel seperti Scopus, Web of Science, ScienceDirect, atau ada pada laman resmi jurnal pertimbangan Ditjen Dikti.

Jurnal internasional bereputasi merupakan jurnal dengan kriteria seperti pada jurnal internasional di atas dan ditambahkan lagi dengan:
  1. Memiliki nilai impac faktor jurnal (IFJ) dari isi web of science (Thomson Reuters) paling sedikit 0,01 dan nilai scopus jurnalnya (SJR) paling sedikit 0,15.
  2. Tidak berstatus canceled, discontinued, atau masuk pada list jurnal predator

Untuk jurnal yang memiliki IFJ sesuai dengan kriteria di atas maka akan dinilai sebesar 40 kum dan 30 kum untuk jurnal yang belum memiliki IFJ pada database jurnal seperti Web of science dll jika diajukan untuk kenaikan kepangkatan. Selain itu untuk mengetahui apakah jurnal yang dibidik termasuk jurnal internasional atau jurnal internasional bereputasi, maka dapat membuka halaman berikut:

1. Jurnal Scholar (google cendekia)
google scholar merupakan layanan untuk yang memudahkan pengguna untuk mencari sumber inpirasi yang bisa dijadikan sebagai bahan dalam menulis jurnal nasional atau internasional bereputasi. Menu yang disajikan juga termasuk lengkap karena menampilkan juga penulis dan tahun terbitnya. Saudara bisa membukanya dihalaman berikut ini 
Link: https://scholar.google.com/

 
2. Scopus
Scopus adalah penyedia layanan pengindeksan jurnal internasional yang kredibel dengan database terbesar saat ini. Anda bisa mengaksesnya pada link berikut. 
Link: https://www.scopus.com


3. ScienceDirect
Sama hal nya dengan scopus, ScieceDirect juga merupakan layanan pencarian jurnal internasional yang terpecaya. Anda bisa mengaksesnya pada link berikut:
Link: https://www.sciencedirect.com/


4. Web of Science (WOS)
Sama juga dengan scopus dan ScienceDirect, WOS juga menawarkan layanan pencarian jurnal internasioan bereputasi. Bahkan hebatnya database di WOS ini jauh lebih lengkap karena dia bisa mengeluarkan jurnal-jurnal internasional bereputasi yang diterbitkan juga Elsevier, Thomson reuters, Taylor & Francis, Willey dan masih banyak lagi. Anda bisa mengaksesnya melalui website berikut.
Link: https://www.webofscience.com/


5. DOAJ (Directory of Open Journal)
Pada website ini dia menawarkan jurnal-jurnal nasional dan internasional yang bisa di download secara gratis. Anda bisa mengaksesnya melalui website berikut
Link: https://doaj.org


Semoga ini bisa bermanfaat bagi pembaca.


    Senin, 03 Oktober 2022

    Perbedaan Antara Laporan, Buku Refensi, Review Paper dan Laporan Singkat

    Apa Itu Laporan, Buku Referensi, Review Paper dan Laporan Singkat?

    Menjadi seorang dosen dan penelti tentunya tidak asing dengan yang namanya laporan. Seorang dosen ataupun peneliti, nilai kredibilitasnya biasanya dilihat dari berapa jumlah publikasi yang dihasilkan serta berapa H-index yang dimiliki, baik di google scholar maupun di researxhgate. Dosen ataupun peneliti umumnya sangat familier dengan yang namanya laporan, buku referensi, jurnal, paper review ataupun laporan singkat. Pada artikel ini, saya sengaja tidak mencantumkan artikel research atau jurnal, buku monograf dan buku ajar karena saya yakin sebagian besar orang sudah paham akan informasi tersebut. Berikut ini saya hanya akan menjelaskan beberapa perbedaan singkat antara laporan, buku referensi, review paper dan laporan singkat. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut. 


    Informasi yang saya berikan mungkin hanya sebagian kecil dari informasi yang anda temukan di berbagai sumber. Sehingga ini bisa dijadikan sebagai informasi tambahan bagaimana kita bisa membedakan antara laporan penelitian, buku referensi, review paper dan laporan singkat. Pada beberapa negara, laporan penelitian dan laporan singkat bukan lagi menjadi sesuatu hal yang penting. Namun, informasi tersebut bisa tetap dijadikan sebagai referensi bagi kita semua khususnya bagi peneliti atau dosen. Berikut ini informasi singkat terkait dengan perbedaan tersebut diantaranya:

    1. Laporan Penelitian

        a. Mengidentifikasi target permasalahan atau tujuan

        b. Meringkas dokumen dalam klasifikasi yang berbeda

        c. Mendeskripsikan kalimat secara umum

        d. Tidak perlu untuk menulis teory atau prinsip dasar

        e.  Beberapa perbandingan antara setiap dokumen

        f. Kesimpulan singkat dan saran untuk penelitian ke depan

        g. Sebagian besar informasi berasal dari dokumen (sumber utama)


    2. Buku Referensi

        a. Mendeskripsikan masalah umum

        b. Mendeskripsikan masalah yang lebih terkenal, bukan masalah terbaru

        c. Perlu teori dasar untuk aplikasi

        d. Jelaskan setiap sesi secara rinci

        e. Tidak ada komentar diri; meringkas dan menjelaskan dokumen

        f. Dapat mengutip Tabel/Gambar secara langsung ketika Anda mendapatkan izin

        g. Tidak ada saran untuk masa depan

        h. Beberapa Referensi Kutipan dalam teks; sebagian besar dikutip di akhir setiap bab


    3. Review Paper

        a. Identifikasi target masalah/tujuan

        b. Topik tertentu

        c. Tidak ada teori/prinsip dasar; bukan untuk mahasiswa baru tanpa pengetahuan dasar

        d. Meringkas dokumen dalam sesi klasifikasi yang berbeda

        e. Jelaskan dan bandingkan setiap sesi yang dirinci dengan tabel dan gambar

        f. Menghitung ulang/mengatur ulang beberapa informasi

        g. Diskusi tentang dokumen dan memberikan komentar dan komentar harus baru dan spesifik

        h. Apa yang sudah dilakukan, apa yang bisa kita lakukan di masa depan, dan mengapa?

        i. Lebih dari 50% informasi adalah “informasi yang diolah” (untuk membentuk sumber atau sumber   utama) tetapi tidak hanya menunjukkan apa yang tampak dalam dokumen asli (sumber utama)


    4. Laporan Singkat

        a. laporan hanya berisi dokumen singkat

        b. terdapat konsep baru dan area peneltian baru

    Rabu, 28 September 2022

    Rubrik Penilaian Presentasi Mahasiswa

    Contoh Rubrik Penilaian Presentasi Mahasiswa.

    Bukan menjadi sesuatu hal yang asing lagi bagi seluruh mahasiswa jika salah satu tugas mereka adalah berpresentasi di depan kelas sebagai bentuk dari tanggung jawab tugas yang diberikan oleh dosen. Pada beberapa universitas, menerapkan bentuk penilaian yang bervariasi. Namun, masih banyak juga yang tidak memiliki rubrik atau SOP penilaian terhadap mahasiswa yang berpresentasi. Pada beberapa kasus, penilaian terhadap mahasiswa dilakukan hanya berdasarkan pada penilaian dari pihak dosen saja. Sedangkan mahasiswa tidak dilibatkan dalam penilaian terhadap temannya yang melakukan presentasi. Kalaupun ada hanya sebagian kecil dosen yang menerapkan hal tersebut. Berikut ini salah satu contoh rubrik penilaian seperti pada tabel berikut.

    Foto. Tabel rubrik penilaian mahasiswa

    Rubrik penilaian yang ada terdiri dari beberapa aspek penilaian dengan nilai poin mulai dari 0 - 5. Jika mendaptkan nilai yang sempurna, maka mahasiswa akan mendapatkan nilai total 40 poin. Secara lengkap apa saja yang menjadi poin penilaian yaitu seperti kemampuan, alat peraga dan isi. Sedangkan poin penting dalam penilaian untuk semua aspek terdiri dari tidak sesuai harapan, memenuhi harapan, dan melebihi harapan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gamabr di atas. Poin penting yang menarik menurut saya adalah peran mahasiswa dalam menilai temannya sendiri. Sehingga nilai yang didapatkan lebih objektif. Selain itu pada bagian bawah tabel, mahasiswa yang menilai harus menulis apa yang dipelajari dari presentasi temannya dan menuliskan setidaknya 2 pertanyaan dari topik yang dipelajari. 

    Dengan adanya rubrik penilaian ini, setidaknya dosen lebih dipermudah dalam menilai mahasiswa. Dosen tidak perlu khawatir menilai mahasiswa mana yang lebih baik atau buruk dalam presentasi, karena semua penilaian bersumber dari mahasiswa sendiri. Selain itu dengan adanya rubrik ini, dosen lebih transparan dalam melakukan penilaian, Ibarat tidak ada dusta diantara kita. Disisi yang lain dosen juga akan sangat terbantukan dalam merekap nilai tugas presentasi dan mempersingkat waktu karena semuanya sudah ternilai. Sehingga dosen tidak perlu lagi repot-repot menghitung nilai.

    Berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan, dengan menerapkan rubrik ini, mahasiswa lebih senang dalam mendapatkan nilai karena penilaian bersumber dari teman-temannya. Mahasiswa juga tidak perlu khawatir terhadap nilai yang mereka peroleh. Selain itu, ketika ujian dosen juga bisa menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh mahasiswa seperti yang ada pada rubrik penilaian bagian bawah. Apa yang sebenarnya nilai penting yang bisa di peroleh dari penerapan rubrik ini. Menurut pendapat saya, mahasiswa akan lebih memahami cara penilaian yang transparan yang selama ini mungkin belum mereka pahami. Disisi yang lain, mahasiswa juga akan merasa lebih senang karena adanya peneliaan yang lebih terbuka yang mungkin selama ini mahasiswa harapkan. Itu dari sisi mahasiswa. Lalu bagaimana jika dilihat dari segi dosen. Sebenarnya rubrik penilaian semacam ini jarang sekali diterapkan oleh dosen meskipun pada dasarnya mereka telah mengetahuinya. Masih banyak dosen yang lebih menggunakan penilaian berdasarkan penilaian mereka dan jarang yang melibatkan penilaian dari mahasiswa. Dosen bisa menerapkan rubrik ini sebagai media tambahan dalam penilaian mereka. Semoga ini bisa membantu dosen dan mahasiswa dalam penilaian kedepan.


    Minggu, 25 September 2022

    APTISI Dukung Penuh Penghapusan LAM PT Berbayar

    LAM Perguruan Tinggi Seharusnya di Hapus - APTISI Dukung Penuh

    Rumah Cerdas87 News - Pagi-pagi ketika saya scroll-scroll Youtube untuk mencari informasi menarik, tiba-tiba muncul satu video yang menarik di beranda youtube saya. Dalam video yang berdurasi kuarang lebih 7 menit, ketua APTSI yakni Prof. Budi Djatmiko mengajak seluruh dosen, mahasiswa, dan pimpinan perguruan tinggi swaste (PTS) untuk ikut bersama-sama menyuarakan penghapusan LAM berbayar. Berdasarkan penyataan dalam video tersebut, ketua APTISI mengatakan kalau APTISI dan yang lainnya sulit untuk bertemu dengan Menter Pendidikan saat ini yakni bapak Nadiem Makarim.

    Secara garis besar, Prof. Budi Djatmiko akan menyuarakan beberapa tuntutan kepada Presiden Djoko Widodo dan Menteri Pendidikan Pak Nadiem untuk membubarkan LAM, membubarkan penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri, membubarkan uji kompetensi, memperbaiki tata kelola, pembahasan UU Sisdiknas, dan pelayanan penggabungan PTS. Seperti kita ketahui bersama bahwa selama masa pandemi covid 19, pendidikan di Indonesia sangat menurun dari segi pendapatan maupun jumlah mahasiswa baru yang mendaftar di PTS. Pelaksanaan LAM PT bagi PTS dianggap terlalu membebani keuangan PTS itu sendiri. Karena tidak semua PTS yang ada di Indonesia memiliki kemampuan keuangan yang baik untuk survive di era yang terus berkembang. Penurunan yang sangat drastis akan peminatan mahasiswa baru untuk melanjutkan studi di PTS menjadi faktor utama kenapa PTS sulit berkembang atau bertahan di masa pandemi covid 19. Jumlah penurunan mahasiswa baru di PTS mencapai 20 hingga 30 persen (berdasarkan sumber Universitas Yarsi). Seperti yang kita ketahui bahwa, suumber pamasukan keuangan PTS-PTS yang ada di Indonesia bersumber dari jumlah mahasiswa baru yang mendaftar pada PTS tersebut.

    Hal yang paling menarik juga yaitu tentang pembubaran penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri yang selama ini diterapkan di perguruan tinggi negeri (PTN). Menurut Prof. Fasli Jalal, penerimaan mahasiswa melalui jalur mandiri pada PTN membuat gaduh bagi sebagian besar PTS yang ada di Indonesia. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap jumlah penerimaan mahasiswa baru di PTS-PTS. Saya kira Menteri Pendidikan paham betul akan situasi ini. Seharusnya Menteri Pendidikan mencarikan jalan keluar yang terbaik demi kemaslahatan bersama, sehingga PTN dan PTS bisa sejajar berdiri bersama ikut serta mengembangkan pendidikan di Indonesia. Saya merasakan betul terdapat perbedaan yang signifikan anatar PTN dan PTS yang ada di Indonesia. 


                                                       Foto: Seleksi masuk ke Perguruan Tinggi

    Menurut sudut pandang saya PTN selalu the best jika di bandingkan dengan PTS. Hal ini karena budaya yang dibangun sejak lama sehingga masyarakat cenderung lebih percaya pendidikan di negeri dari pada di swasta. Permasalahan yang paling mendasar adalah ketidak terbukaan atau transparansi data penerimaan mahasiswa baru di PTN setiap tahunnya. Selain itu jadwal seleksi masuk ke PTN hendaknya berdekatan. Dengan demikian PTS bisa segera mengambil langkah dalam melakukan penerimaan mahasiswa baru.

    Selama ini, PTS hanya bisa menunggu penerimaan mahasiswa baru selesai di PTN. Meskipun hanya segelintir PTS yang tidak memperdulikan akan hal tersebut, terutama PTS-PTS elit. Mayoritas PTS sulit bersaing dengan PTN secara langsung dalam hal penerimaan mahasiswa baru. Karena PTS menunggu limpahan calon mahasiswa baru dari PTN. Sebenarnya tanpa disadari PTS telah memberikan kesempatan yang besar ke mahasiswa untuk berlomba-lomba mendaftar di PTN dan PTS hanya bisa menunggu hasil seleksi mahasiswa baru di PTN selesai baru bisa bergerak mencari mahasiswa lebih leluasa. Bahkan dibeberapa kasus, mahasiswa yang sudah menadaftan di PTS dan sudah di nyatakan lulus tiba-tiba mengundurkan diri karena keterima di PTN. 

    Disisi yang lain, Aptisi meminta pak Nadiem untuk lebih terbuka dalam membahas RUU Sisdiknas. Sehingga dapat diketahui bahwa apakah RUU Sisdiknas bisa memberikan kontribusi yang besar atau tidak terhadap pendidikan di Indonesia. Dikutip dari Kaldera News, Prof. Budi Djatmiko mengatakan bahwa selama Pak Nadiem menjadi Menteri tidak pernah mendengarkan keluhan rektor, dosen, guru dan mahasiswa. Kebanyakan Pak Nadiem hanya berbicara melalui video singkat yang kemudian di share di kanal Youtube. Oleh karena itu Prof. Budi Djatmiko mengajak semua kalangan pendidikan di PTS untuk ikut bersama melakukan aksi bersama di Jakarta pada tanggal 27-29 September 2022. 

    Jumat, 23 September 2022

    Pentingnya Memahami Sistematika Penulisan Artikel

    Menulis bukanlah hanya sebagai pemenuhan kebutuhan dalam dunia akademisi sebagai syarat lulus atau lain sebagainya. Tapi jauh lebih dalam, seorang peneliti atau penulis harus memahami struktur dalam sebuah artikel atau jurnal penelitian sehingga tulisannya bisa berkualitas. Sebenarnya masih terdapat banyak hal yang harus dipahami dalam menulis sebuah artikel ilmiah ini. Berikut ini sedikit tentang penjelasan dari struktur dalam sebuah artikel ilmiah:



    Target: 5000 kata

    Sistematika Artikel:

    1. Judul: Contoh
    Prinsip Etis Penggunaan AI di Dunia Akademik (hasil penelitian) 
    Prinsip Kejujuran sebagai Prinsip Etis Penggunaan AI di Dunia Akademis (hasil penelitian – konkret)
    Citeable:
    1. Singkat (lebih banyak rumpun ilmu yang relevan dengan tulisan kita).
    2. Cari inspirasi dari artikel yang sudah banyak dikutip.
    3. Tunjukkan naskah sesuai dengan focus dan scope jurnal
     2. Abstrak (200 kata)
    Abstrak berisikan tentang:
    a. Tujuan penelitian
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan artificial intellegence dari sudut pandang etika atau filsafat moral.
    b. Urgensi masalah
    Penggunaan AI mengancam integritas dunia pendidikan secara global.
    c. Metode
    Pendekatan kualitatif, dengan mewawancarai beberapa pelaku pendidikan dan mereview beberapa hasil penelitian tentang dampak AI di dunia pendidikan.
    d. Hasil Penelitian
    Penggunaan AI di dunia pendidikan dapat dikatakan etis sejauh memenuhi prinsip etika deontologi, yaitu kejujuran.
    e. Kata Kunci
    Etika, artificial intellegence, pendidikan, deontologi, kejujuran

    3.  Pendahuluan/Introduction (1000 kata)
    Pendahuluan/introduction berisikan tentang
    a. Urgensi masalah (buka dengan kalimat spektakuler)
    Selama pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid 19, perilaku plagiarisme di kalangan mahasiswa meningkat hingga 60% (dukung dengan data). Hal ini terungkap dari penelitian Reno Wikandaru yang dilakukan pada tahun 2021 terhadap mahasiswa di salah satu PTN besar di Indonesia
    b. Apa bahaya jika masalah ini tidak diatasi?
    Persoalan ini merupakan ancaman terhadap integritas akademik. Apabila tidak diatasi maka kualitas pendidikan juga akan semakin menurun.
    c. Adakah penelitian yang sudah berusaha mengatasi masalah ini? Siapa saja?
    1. Penelitiannya tahun 2018 memfokuskan pada penggunaan software untuk mengindari plagiarism
    2. Dillak mengembangkan algoritme pendeteksi plagiarisme
    3. Amilia menulis beberapa strategi pencegahan plagiarisme
    4. Hermawan menulis tentang peran dosen untuk mencegah plagiarisme
    d. Apa kekurangan dari penelitian tersebut?
    Kekurangan dari penelitian tersebut adalah melupakan satu aspek yang penting dalam praktek plagiarisme, yaitu aspek moralitas. (karena) strategi apapun jika moralitasnya masih rendah maka akan terus berpotensi untuk terjadi.  Sebaliknya, jika moralitas sudah tinggi, maka tidak perlu piranti juga akan terhindar dari plagiarisme.
    e. Tujuan penelitian ini apa?
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku plagiarisme dari sudut pandang etika atau filsafat moral.
    f. Relevansi dengan persoalan?
    Kesadaran moral di kalangan sivitas akademika meningkat sehingga dengan sendirinya integritas akademik akan semakin meningkat.

    4. Literature Review (800 kata)
    a.     Etika (250)
    b.     Artificial intelligence (300)
    c.     Pendidikan (250)

    5. Metode/Methods (400 kata)
    a. Pendekatan: kuantitatif/kualitatif/mixed methods
    b. Subjek penelitian: mahasiswa/dosen
    c. Teknik: wawancara, kuesioner, FGD
    d. Sampling: random
    e. Waktu penelitian: januari – april 2021
    f.  Analisis: Miles & Huberman

    6. Hasil dan Pembahasan (2300 kata)
    Point 1.
    a. P (Poin) tesis/pernyataan
    Penggunaan Artificial Intellegence di dunia akademis bertentangan dengan prinsip-prinsip moral etika deontologi.
    b. R (Reasons)
    karena) penggunaan AI bertentangan dengan prinsip kewajiban sebagai standar moral tertinggi untuk menilai baik buruknya sikap atau perilaku manusia.
    c. E (Examples)
    1. Penggunaan AI berupa parafrase otomatis bertentangan dengan ajaran moral kejujuran yang menjadi ide utama dari aliran etika deontologi.
    2. Perjokian yaitu praktek kebohonan dalam mengerjakan artikel juga bertentangan dengan prinsip kejujuran di teori etika deontologi.
    3. Display data: wawancara, buku, jurnal, FGD, kuesioner, dsb.
    d. C (conclusion): Mengindikasikan apa? Dan Langkah berikutnya apa?
    Penggunaan artificial intellegence di dunia pendidikan oleh karenanya perlu didukung dengan regulasi dan edukasi di kalangan para penggunanya.
    7.  Simpulan (300 kata)
    a. Jawaban dari pertanyaan penelitian: Penggunaan AI di dunia pendidikan dapat dikatakan etis sejauh memenuhi beberapa prinsip. Prinsip tersebut adalah prinsip yang diambil dari teori etika deontologi, yaitu prinsip kejujuran.
    b. Rekomendasi/Relevansi: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi model untuk merumuskan kebijakan terkait penggunaan AI di dunia akademis secara global.
     
    Penggunaan AI di dunia Akademik: Sebuah Analisis Etika (proses penelitian)